ANATOMI Curcuma xanthorrhiza ( Temulawak )
Makroskopis
Keping tipis, berbentuk bundar atau jorong , ringa, keras, rapuh, garis tengahnya sampai 6 cm, dan tebal 2 mm sampai 5 mm.
Permukaan
berkerut, warna coklat kuning sampai coklat. Bidang irisan berwarna
coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan dan tidak rata. Sering
dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan
korteks. Korteksnya sempit dan mempunyai tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas
patahan berdebu, berwarna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
Mikroskopik
Epidermisnya
bergabus, dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel
satu. Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang
kurang berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik terdiri dari
sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati. Dalam parenkim tersebar
banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna
jingga., juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium oksalat berbentuk
jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang ampai bulat telur
memanjang. Panjang butir 20µm sampai 70 µm, lebar 5µm samapai 30 µm,
tebal 3µm sampai 10 µm, lamella jelas dan hilus di tepi. Berkas pembuluh
tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada
silinder pusat. Berkas pembuluh disebelah dalam endodermis tersusun
dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya.
Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang panjangnya sampai 200 µm,
berisi zat berbutir warna coklat dengan besi (III) klorida LP menjadi
lebih tua.
FISIOLOGI Curcuma xanthorrhiza ( Temulawak)
Temulawak
telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan
fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas
senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang
memberi warna kuning pada rimpang bersifat antibakteria, anti-kangker,
anti-tumor dan anti-radang, mengandungi anti-oksidan dan
hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau dan berasa yang khas.
Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3-12% Sedangkan untuk
kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Untuk menentukan persentase ini
dilakukan pemanasan pada temperatur 50-55o C , supaya tidak merusak zat
aktifnya dan untuk mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid.
Kajian dan penyelidikan atas temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
membuktikan bahawa rimpangnya mengandungi banyak zat kimiawi yang
memberikan kesan positif terhadap organ dalam manusia seperti empedu,
hati dan pankreas. Pengaruhnya keatas empedu ialah dapat mencegah
pembentukan batu dan kolesistisis. Dalam hati, zat temulawak merangsang
sel hati membuat empedu, mencegah hepatatis dan penyakit hati, membantu
menurunkan kadar SGOT dan SGPT dan sebagai anti-hepatotoksik. Selain
itu, ia dapat merangsang fungsi pankreas, menambah selera makan,
berkemampuan merangsang perjalanan sistem hormon metabolisme dan
fisiologi tubuh.
Bahan
berkhasiat tanaman obat adalah senyawa organik, yang kandungan utamanya
adalah karbon. Jika dihipotesiskan bahwa fotosintesis 14CO2 pada
tanaman temulawak akan menghasilkan karbohidrat sederhana yang
mengandung 14C, pada proses biosintesis lanjut akan dihasilkan komponen
berkhasiat obat (minyak atsiri dan kurkuminoid) yang bertanda 14C. Yang
menjadi masalah pada studi ini adalah bagaimana mengelola proses
fotosintesis 14CO2 tersebut untuk mendapatkan produk bertanda radioaktif
14C.
Komposisi
kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen,
kurkumin satu sampai dua persen, dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10
persen. Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan
senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang
sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer,
glukosida, foluymetik karbinol. Temulawak mengandung minyak atsiri
seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan flavonoida-nya
berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh
mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren,
dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer),
dan minyak lemak.
Komponen utama rimpang temulawak:
· Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisma dan fisiologi organ badan.
· Protin 29.00% - 30.00%
· Abu 5.26% - 7.07%
· Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kecergasan badan (bersifat tonik)
· Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh
· Minyak asiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal
· Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh melalui air kencing
· Kamfer
· Turmerol - membantu proses metabolisme
· Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit
· Sineal
· Xanthorrhizol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar