Jumat, 20 November 2015

Anatomi temulawak



ANATOMI Curcuma xanthorrhiza ( Temulawak )
Makroskopis
Keping tipis, berbentuk bundar atau jorong , ringa, keras, rapuh, garis tengahnya sampai 6 cm, dan tebal 2 mm sampai 5 mm.
Permukaan berkerut, warna coklat kuning sampai coklat. Bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan dan tidak rata. Sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks. Korteksnya sempit dan mempunyai tebal 3 mm sampai 4 mm. Bekas patahan berdebu, berwarna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
Mikroskopik
Epidermisnya bergabus, dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel satu. Hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati. Dalam parenkim tersebar banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jingga., juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang ampai bulat telur memanjang. Panjang butir 20µm sampai 70 µm, lebar 5µm samapai 30 µm, tebal 3µm sampai 10 µm, lamella jelas dan hilus di tepi. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada silinder pusat. Berkas pembuluh disebelah dalam endodermis tersusun dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya. Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang panjangnya sampai 200 µm, berisi zat berbutir warna coklat dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
FISIOLOGI Curcuma xanthorrhiza ( Temulawak)
Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna kuning pada rimpang bersifat antibakteria, anti-kangker, anti-tumor dan anti-radang, mengandungi anti-oksidan dan hypokolesteromik. Sedangkan minyak atsiri berbau dan berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3-12% Sedangkan untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Untuk menentukan persentase ini dilakukan pemanasan pada temperatur 50-55o C , supaya tidak merusak zat aktifnya dan untuk mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid.
Kajian dan penyelidikan atas temulawak (Curcuma xanthorrhiza) membuktikan bahawa rimpangnya mengandungi banyak zat kimiawi yang memberikan kesan positif terhadap organ dalam manusia seperti empedu, hati dan pankreas. Pengaruhnya keatas empedu ialah dapat mencegah pembentukan batu dan kolesistisis. Dalam hati, zat temulawak merangsang sel hati membuat empedu, mencegah hepatatis dan penyakit hati, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT dan sebagai anti-hepatotoksik. Selain itu, ia dapat merangsang fungsi pankreas, menambah selera makan, berkemampuan merangsang perjalanan sistem hormon metabolisme dan fisiologi tubuh.
Bahan berkhasiat tanaman obat adalah senyawa organik, yang kandungan utamanya adalah karbon. Jika dihipotesiskan bahwa fotosintesis 14CO2 pada tanaman temulawak akan menghasilkan karbohidrat sederhana yang mengandung 14C, pada proses biosintesis lanjut akan dihasilkan komponen berkhasiat obat (minyak atsiri dan kurkuminoid) yang bertanda 14C. Yang menjadi masalah pada studi ini adalah bagaimana mengelola proses fotosintesis 14CO2 tersebut untuk mendapatkan produk bertanda radioaktif 14C.
Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai dua persen, dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen. Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Temulawak mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer), dan minyak lemak.
Komponen utama rimpang temulawak:
·         Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisma dan fisiologi organ badan.
·         Protin 29.00% - 30.00%
·         Abu 5.26% - 7.07%
·         Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kecergasan badan (bersifat tonik)
·         Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh
·         Minyak asiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal
·         Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh melalui air kencing
·         Kamfer
·         Turmerol - membantu proses metabolisme
·         Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit
·         Sineal
·         Xanthorrhizol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar